OgohOgoh Siwa Pasopati Dukung Karya Pancawali Krama. 05/03/2019 Bali Ekbis ogoh-ogoh (Baliekbis.com), Sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan karya agung Panca Wali Krama di Pura Besakih tahun ini, Sekaa Teruna Catur Murthi Ogoh-ogoh di Denpasar Mulai Dinilai. 25/02/2019 Bali Ekbis Denpasar, dinilai, ogoh-ogoh (Baliekbis.com), Setelah
Balinese people hold Yadnya ceremony Panca Wali Krama every ten years. Panca means Five, represents five elements that compose the universe Panca Maha Bhuta, while Bali or Wali means offering or ceremony. In this year, the ritual was considered exceptional due to it took place twice, the first in Lempuyang Luhur Temple and the second in the largest temple in Bali, Besakih Temple. Hindu communities from all regions in Bali came to participate in the event, as their symbol of faith toward the God Almighty. This ten-year event took place for more than twenty days in Lempuyang Luhur and thirty-seven days in Besakih temple. While Panca Wali Krama was taking place at Besakih, Mount Agung has been reported experiencing several hiccups on 9, 15 and 21 March 2019. Despite the eruption, the communities kept doing their prayer and service at the temple located on the slope of the volcano. Meanwhile, another crisis was faced by hospitals on the island, due to an announcement from the official to ban Ngaben ceremony until the Yadnya is over. As a result, Mortuary in several hospitals was reported overloaded. The official and Government hastily response to the overloaded problem, since according to Balinese Hindu believe, keeping the dead body stranded was considered defiling the area. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. UmatHindu Bali tak lama lagi akan menggelar Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih, Rendang, Karangasem. Umat Hindu Bali tak lama lagi akan menggelar Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih, Rendang, Karangasem. Minggu, 12 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; DENPASAR- Bulan Maret 2019 ini akan digelar upacara Panca Wali Krama di Besakih. Menurut Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana banyak hal istimewa yang ada dalam upacara yang digelar 10 tahun sekali ini. Salah satunya yakni penggunaan hewan-hewan atau binatang langka sebagai sarana upakara. Menurut Sudiana, binatang yang digunakan seperti penyu kura-kura, belibis, buaya kecil, harimau, hingga singa. "Kalau misalnya hewan langka itu tidak ada, akan dibuatkan replikanya dengan tepung yang kemudian oleh sang sulinggih akan dihidupkan atau dipasupati," kata Sudiana saat ditemui di IHDN Denpasar, Selasa 19/2/2019. Menurut Sudiana, digunakannya binatang ini karena semua binatang memiliki kesempatan untuk didoakan agar kehidupannya menjadi lebih baik. Selain itu, dalam memotong hewan-hewan ini, Sudiana mengatakan akan ada pelatihan menyembelih hewan untuk mengurangi penderitaan hewan yang disembelih. "Nanti ada dari Dinas Peternakan yang akan memberitahu, agar mengurangi sakit pada hewan. Mungkin sebelum disembelih dielus-elus dahulu, biar tidak seperti dulu habis mapepada pileganga dipelintir lehernya," imbuh Sudiana. Adapun pantangan bagi pemedek, selain larangan untuk mereka yang sedang cuntaka yakni dilarang membawa tas kresek. Apalagi saat nunas tirta, ia berharap pemedek menggunakan gelas atau toples. "Untuk pemedek jangan bawa tas kresek, apalagi nuur tirta pakai plastik, agar Besakih bersih dari plastik," katanya. Selain itu, canang atau bunga sisa untuk sembahyang agar dibuang sendiri ke tempat sampah. Bila perlu, ia meminta pemedek untuk membawa sisa sembahyang tersebut pulang ke rumah masing-masing. Hal ini bertujuan agar di Besakih tidak penuh oleh bekas canang atau sisa persembahyangan. Pemedek begitu sampai di Besakih diharapkan bersembahyang terlebih dahulu. "Jangan begitu sampai berbelanja, namun sembahyanglah dahulu, setelah sembahyang baru berbelanja," katanya. *
ByPena Bali 19 Mar 2019 19 Mar 2019. Sekeha Gong The Westin Resort Nusa Dua Bali saat ngaturang ayah serangkaian karya Panca Wali Krama di Pura Besakih, Kamis (14/3). dari karyawan dan karyawati The Westin Resort Nusa Dua Bali melaksanakan bakti penganyar serangkaian upacara yadnya Panca Wali Krama di Pura Besakih, Karangasem Kamis (14/3).
Album/MovieCanada WaliSingersPardeep SohiLyricistArsh MannOtherJason Trak, Pardeep SohiLanguageEnglishMusic CompanyPardeep SohiDuration0244“Where words leave off, music begins!”Wynk Music brings to you Canada Wali MP3 song from the movie/album Canada Wali. With Wynk Music, you will not only enjoy your favourite MP3 songs online, but you will also have access to our hottest playlists such as English Songs, Hindi Songs, Malayalam Songs, Punjabi Songs, Tamil Songs, Telugu Songs. Songs are the best way to live the moments or reminisce the memories and thus we at Wynk strive to enhance your listening experience by providing you with high-quality MP3 songs & lyrics to express your passion or to sing it out loud. You can even download MP3 songs for offline listening. So, what are you waiting for? Start streaming your favourite tunes today!Install our Wynk Music App Android& iOS for more offerings Rangkaianupacara Panca Wali Krama pura Agung Besakih 2019 Melasti Ring segara Watu Klotok , Klungkung Bali Tanggal 2 Maret 2019 sampai 4 Maret 2019 .
Oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda - Piodalan Panca Wali Krama di Pura Besakih yang melarang adanya aktivitas kematian, menyebabkan banyak kamar jenazah di rumah sakit overload atau tak muat. Bahkan tidak sedikit pula umat Hindu di Bali membawa keluarganya yang sakit keras untuk tinggal di luar Bali. Hal itu untuk mengantisipasi ketika ajal menjemput, mereka mendapatkan tempat untuk menitipkan jenazah sampai piodalan di Pura Besakih selesai. Jika di suatu desa adat menerapkan tradisi mekingsan ring pertiwi dikubur, tentu masyarakat sedikit bisa bernafas lega lantaran jenazah bisa dikubur dengan cara nyulubin. Namun jika desa adatnya menerapkan tradisi mekingsan ring gni dibakar, tentu membuat warga menjadi kesulitan. Apakah memang tidak diperbolehkan menggelar ritual kremasi serangkaian Panca Wali Krama di Pura Besakih? Saya tidak memungkiri, keputusan yang melarang ritual kematian serangkaian Panca Wali Krama di Pura Besakih telah menimbulkan dialektika. Bahkan saya sendiri banyak mendapatkan komplain terkait ini. Katanya, kok orang yang pulang pada Tuhan dihambat? Memang, ketika sebuah keputusan apapun dibuat, jika tidak memikirkan implikasi atau akibat yang ditimbulkan, akan melahirkan dialektika atau komunikasi dua arah. Namun kalau bisa, jangan jadikan dualisme, tetapi jadikan dwalita. Keputusan-keputusan yang tidak diatur oleh kitab suci adalah kewenangan dari para pandita. Di situlah pentingnya ada Parisada Hindu Dharma Indonesia PHDI.

ByPena Bali 21 Jan 2019. Gubernur Bali dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, menghadiri puncak Karya Panca Wali Krama, Tawur Tabuh Gentuh, Wana Kertih lan Segara Kertih di Pura Lempuyang, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (20/1).

Prof. Dr. IGN Sudiana, BP/dokDENPASAR, – Umat Hindu di Bali akan menggelar Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Besakih yakni Panca Wali Krama pada 6 Maret 2019 mendatang. Karya yang berlangsung setiap 10 tahun sekali merupakan karya terbesar kedua setelah Eka Dasa Rudra yang berlangsung setiap 100 tahun sekali. Karya Agung ini telah ditetapkan berdasarkan Pesamuan Madya yang digelar Parisada Hindu Dharma Indonesia PHDI Provinsi Bali pada 16 Agustus 2018 lalu di Kantor PHDI Bali di Jalan Ratna, satu point keputusan adalah adanya pelarangan melakukan upacara atiwa-tiwa/ngaben dalam rentang waktu dari tanggal 20 Januari hingga 4 April ini dilakukan untuk menjaga kesucian dan keberhasilan Yadnya Panca Wali Krama tersebut. Apabila ada yang meninggal setelah tanggal 20 Januari 2019, maka diatur sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. Apabila ada yang meninggal dunia boleh “mekinsan” di pertiwi dan dilakukan pada sore hari, namun tidak mendapatkan tirta yang meninggal adalah Sulinggih dwijati, Pemangku atau mereka yang menurut dresta tidak boleh dipendem, secepatnya dikremasi dan juga diperkenankan untuk “ngelelet sawa”.Bagi yang masih berstatus walaka tidak sampai munggah tumpang salu. Sedangkan bagi Sulinggih dwijati dapat dilanjutkan sampai munggah tumpang lainnya adalah, apabila memiliki jenasah belum diaben, agar nunas Tirtha Pemarisudha dari Pura Dalem Puri Besakih yang sebelumnya sudah dibagikan kepada seluruh umat Hindu di Bali, kemudian dipercikkan ke jenasah dengan terlebih dahulu menghaturkan itu, bagi umat Hindu yang berada di luar Bali agar melaksanakan Yasa Kerti disesuaikan dengan kondisi daerah apa yang mendasari adanya larangan melaksanakan upacara pengabenan selama rangkaian Karya Agung Panca Bali Krama tersebut?Ketua PHDI Provinsi Bali, Prof Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa karya-karya Agung seperti Panca Wali Krama merupakan proses penyucian alam. Oleh karenanya, selama batas waktu tertentu dilakukan proses negtegan karya atau mapanyengker agar peristiwa-peristiwa suci bisa dipertahankan guna mendukung kesuksesan penyelenggaraan karya agung tersebut.“Larangan melaksanakan upacara pengabenan saat karya agung Panca Wali Krama juga tertuang dalam sejumlah sastra agama atau lontar seperti Lontar Bhama Kertih,”ujar Rektor IHDN Denpasar ini, Selasa 8/1 kemarin. winata/balipost Gubernurdan Wagub Bali "Ngayah" pada Puncak Karya Panca Wali Krama di Pura Besakih. By Pena Bali 21 Mar 2019. mengungkapkan makna simbolis dan filosofis Karya Panca Wali Krama yang datang setiap 10 tahun sekali mempunyai makna yang luar biasa karena bertujuan sebagai prosesi pembersihan alam atas, alam tengah dan alam bawah. Berikut rangkaian Panca Wali Krama tahun 2019. *Selasa, 22 Januari 2019* yakni matur piuning dan ngaku agem di Pura Agung Besakih pukul Wita. *Jumat, 1 Februari 2019* akan dilaksanakan upacara nunas tirta panglukatan dan pemarisudha di Pura Dalem Puri Besakih pukul Wita. *Rabu, 6 Februari 2019* Pukul Wita ngaturang pemiyut di Pura Penataran Agung Besakih. Pukul Wita yakni nuasen karya dan pengalang sasih, ngingsah nyangling, ngentegang dan ngunggahang sunari. Pukul Wita, pengemit lan pangrajeg karya. *Jumat, 15 Februari 2019* nyukat genah tawur, dan ngawit nanceb wewangunan yang dilaksanakan pukul Wita di Bencingah Agung Besakih. *Selasa, 19 Februari 2019* yaitu mamineh empehan dan makarya madu parka di Suci Pura Penataran Agung Besakih pukul Wita. *Rabu, 27 Februari 2019* nuwur tirta ke Gunung Semeru Lumajang dan Gunung Rinjani Lombok. *Kamis, 28 Februari 2019* nuwur tirta ke Gunung Agung, Pura Sad Kahyangan di Bali. Selanjutnya pada pukul Wita diadakan bumi sudha, pemarisudha di Bencingah Agung Besakih. *Jumat 1 Maret 2019* pukul Wita yakni nedunang pralingga Ida Betara di Pura Agung Besakih. *Sabtu, 2 Maret 2019* melasti dari Besakih ke Watu Klotok Klungkung. Prosesi melasti sampai mantuk kembali dilaksanakan hingga Senin, 4 Maret 2019. *Selasa, 5 Maret 2019* mapepada tawur agung Panca Wali Krama pada pukul Wita dan pada pukul Wita prosesi memben yang dilaksanakan di Bencingah Agung Besakih. *Rabu, 6 Maret 2019* pukul Wita merupakan puncak Tawur Agung Panca Wali Krama. *Kamis, 7 Maret 2019* pukul Wita dilaksanakan penganyar yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Nyepi. *Jumat, 8 Maret 2019* pukul Wita penganyar. *Sabtu, 9 Maret 2019* pukul Wita penganyar dan mlaspas lan mapedagingan. Pukul Wita Penglemek Tawur Agung Panca Wali Krama. *Minggu, 10 Maret* hingga *Senin 18 Maret 2019* juga pelaksanaan penganyar. *Selasa, 19 Maret 2019* pukul Wita penganyar dan Mepepada Betara Turun Kabeh. Pukul Wita memben. *Rabu, 20 Maret 2019* puncak karya Ida Betara Turun Kabeh *Kamis, 21 Maret 2019 hingga Jumat, 22 Maret 2019* penganyar *Sabtu, 23 Maret 2019* penganyar lan pengelemek *Minggu, 24 Maret sampai Senin, 1 April 2019* penganyar. *Senin, 2 April 2019* penganyar dan Rsi Bhojana. *Rabu, 3 April hingga Kamis, 11 April 2019* penganyar. *Jumat, 12 April 2019* penganyar pada pukul Wita, pukul Wita nunas tirta panglebar yang dilanjutkan dengan penyineban. * –sumber KaryaAgung Panca Wali Krama akan digelar di Pura Agung Besakih, Rendang, Karangasem, pada 6 Maret 2019 mendatang. Serangkaian karya tersebut, umat Hindu di Bali dilarang melaksanakan upacara atiwa-tiwa atau ngaben mulai 20 Januari hingga 4 April 2019. Upacara Panca Wali Krama berlangsung setiap 10 tahun sekali. Ini merupakan karya terbesar kedua setelah Eka Dasa Rudra yang berlangsung setiap Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tawur Agung Panca Wali Krama Pura Agung Besakih merupakan Karya Agung yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali , yaitu pada Tilem Caitra Tilem Kesanga ketika tahun Saka berakhir dengan nol Rah Windu. Puncak Upacara Panca Wali Krama untuk Tahun Saka 1940 ini akan jatuh pada hari Buda Kliwon Matal, tanggal 6 Maret Agung Panca Wali Krama merupakan Karya Agung terbesar kedua setelah Eka Dasa Rudra yang berlangsung setiap 100 tahun sekali. Karya Agung ini telah ditetapkan berdasarkan Pesamuan Madya yang digelar Parisada Hindu Dharma Indonesia PHDI Provinsi Bali pada tanggal 16 Agustus 2018 di kantor PHDI Bali, jalan Ratna, Denpasar Sumber Dokpri Rangkaian kegiatan Karya Agung ini berlangsung setiap 10 tahun sekali. Upacara Melasti berlangsung pada tanggal 2 - 5 Maret 2019. Seluruh Pretima atau simbol, perlambang kebesaran Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dibawa mengikuti alur yang telah ditetapkan, menuju Segara Klotok untuk disucikan, dan kembali menuju Pura Agung Besakih. Tawur Agung Panca Wali Krama merupakan upacara untuk menyucikan alam semesta menuju tatanan yang harmonis, bersifat Bhuta Yadnya dan Dewa Yadnya. Umat Hindu melaksanakan Yasa Kerthi. Yasa Kerthi adalah sebuah kesepakatan perilaku dan tata cara pelaksanaan upakara yadnya yang patut dipersembahkan melalui suatu keputusan bersama, agar dapat dilaksanakan oleh seluruh umat Hindu. Yasa Kerthi sebagai perwujudan pelaksanaan Tapa - Brata - Yoga, pengendalian diri, pemusatan pikiran, dan penyucian pikiran serta diri sendiri. Terdapat 29 desa yang dilalui dalam perjalanan melasti menuju Pantai Watu Klotok atau Segara Klotok hingga kembali ke Pura Agung Besakih. Prosesi Melasti dengan perjalanan yang akan ditempuh adalah sepanjang 30 km, semenjak hari Sabtu tanggal 2 Maret 2019, hingga tiba kembali pada tanggal 5 Maret 2019 di Pura Agung upacara serta upakara telah dimulai jauh sebelum tanggal tersebut. Salah satunya, pada hari Sabtu, tanggal 9 Februari 2019. Dipimpin oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, bersama para pihak terkait penyelenggaraan ritual Pemelastian serangkaian upacara Tawur Agung Panca Wali Krama Pura Agung Besakih, Karangasem. Hadir para Bendesa Adat Pimpinan Desa Adat, Pengempon Penanggungjawab Pura Pedarman, serta Panitia Karya Panca Wali Krama Pura Agung Besakih, termasuk Ketua Majelis Utama Desa Pakraman MUDP Provinsi Bali, Jero Gede Suwena Putus upacara telah dimulai semenjak Januari 2019. Umat Hindu diminta untuk tidak menyelenggarakan ngaben semenjak tanggal 20 Januari 2019, dan pada tanggal 1 Februari 2019 dilaksanakan prosesi nunas tirta penyengker dan dipercikkan di setra di setiap desa yang ada di Bali. Panca Wali Krama yang digelar bulan Maret ini akan "Nyejer" berlangsung hingga tanggal 12 April 2019Wakil Gubernur Bali meminta umat yang akan "Mundut" atau "Menyunggi" benda sakral, diatur secara bergiliran dalam mengiringi perjalanan panjang, mempersiapkan kondisi kesehatan dengan baik, tetap menjaga kebersamaan. Beliau juga meminta rute perjalanan atau jalur yang akan dilalui, dipersiapkan dengan matang. Termasuk tempat "Ngaturang Bhakti para Pemedek atau Pamendak" sesuai dengan tempat yang telah ditentukan. Beliau menyampaikan "Supaya diatur bergiliran, baik saat Ida Bhatara menuju maupun kembali dari pemelastian. Kita laksanakan Yasa Kerthi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan swadharma kewajiban kita masing-masing, sehingga karya agung setiap 10 tahun sekali ini berjalan dengan lancar".Paruman pertemuan dari berbagai pihak terkait dengan Tawur Agung Panca Wali Krama yang membahas alur lalulintas jalur melasti telah berlangsung beberapa kali. Termasuk yang diselenggarakan di Bale Pesandekan Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, hari Kamis, 14 Februari 2019 yang lalu, dipimpin oleh Ketua Panitia Karya Agung Panca Walikrama, Jro Mangku Widiartha. Paruman juga membahas tempat di mana para pamendak / pemedek / umat Hindu menggelar upacara pamendak selama upacara melasti. Melasti terkait Tawur Agung Panca Wali Krama akan melintasi 29 desa pakraman dan pada 26 titik di rute tersebut, para pamendak / pamedek ngaturang / menghaturkan banten pamendak. 1 2 3 Lihat Humaniora Selengkapnya
\n\n\npanca wali krama besakih 2019
PuraWatu Klotok Siap Sambut Pamedek Melasti Panca Wali Krama Besakih Sabtu, 2 Maret 2019 | 09:33:37 SEMARAPURA, Setelah melakukan penataan sejak seminggu terakhir Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta memastikan lokasi Melasti di Pura Watu Klotok serangkaian Karya Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih, Karangasem, Sabtu (2/3
BukuPedoman Pelaksanaan Tawur Agung Panca Wali Krama Pura Agung Besakih 2019 (Yasa Kerthi) menjelaskan di seluruh areal (pakideh sakuwub) Pura Agung Besakih terdapat 18 Pura. Satu Pura yang merupakan Pura Pusat (Center), yakni Pura Penataran Agung Besakih, dan 18 Pura Pendamping, yakni 1 Pura Basukian, dan 17 Pura lain. Besakih serta menindaklanjuti Surat Edaran Bupati Buleleng Nomor 003.2 / 325 / Kesra / 2019 Tentang Upacara Panca Wali Krama di Pura Besakih Tahun 2019 maka sehubungan dengan hal tersebut melalui Surat Edaran ini kami tegaskan beberapa hal diantaranya : I. Yasa Kerti dalam bentuk Upacara dan Upakara Untuk mendukung Tawur Agung Panca Wali Krama
WhilePanca Wali Krama was taking place at Besakih, Mount Agung has been reported experiencing several hiccups on 9, 15 and 21 March 2019. Despite the eruption, the communities kept doing their prayer and service at the temple located on the slope of the volcano.
Menetapkan: KEPUTUSAN PESAMUHAN MADYA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PROVINSI BALI TENTANG UPACARA PANCA WALI KRAMA DI PURA AGUNG BESAKIH TAHUN 2019. Pertama : Bahwa Upacara Panca Wali Krama akan dilaksanakan pada tanggal 06 Maret 2019 tidak diperkenankan melakukan ''atiwa-tiwa/ngaben'' dalam rentang waktu dari tanggal 20 Januari s/d 4 Bentuktanduk sapi putih taro tidak jauh berbeda dengan tanduk standar sapi bali umumnya, yaitu tumbuh ke samping kemudian ke atas dan ujungnya sedikit ke dalam pada sapi yang jantan, sedangkan pada sapi betina tanduknya lebih pendek daripada tanduk sapi jantan, tumbuh sedikit ke atas kemudian ke belakang dan ujungnya sedikit melengkung ke bawah atau dikenal dengan istilah OlehIda Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda. TRIBUN-BALI.COM, - Piodalan Panca Wali Krama di Pura Besakih yang melarang adanya aktivitas kematian, menyebabkan banyak kamar jenazah di rumah sakit overload atau tak muat. Bahkan tidak sedikit pula umat Hindu di Bali membawa keluarganya yang sakit keras untuk tinggal di luar Bali.
Yadiastunwenten kruna panca (lima) ring Panca Wali Krama, upacara puniki kalaksanayang nyabran dasa warsa ring Pura Agung Besakih ring rahina tilem, rahina kapertama ring warsa anyar Saka. Pidan ja rah warsa Saka metu nol, upacara puniki kalaksanayang. 2019. Kerthi Bhuwana Sandhi Nugraha 2019. UNESCO Award for Literacy 2018.
WhilePanca Wali Krama was taking place at Besakih, Mount Agung has been reported experiencing several hiccups on 9, 15 and 21 March 2019. Despite the eruption, the communities kept doing their prayer and service at the temple located on the slope of the volcano. Meanwhile, another crisis was faced by hospitals on the island, due to an
Bertempatdi Pura Penataran Agung Besakih, Desa Besakih Kecamatan Rendang - Karangasem, Senin 18 Maret 2019 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng Ngaturang Bhakti Penganyar serangkaian Karya Panca Wali Krama 2019. Rombongan Bhakti Penganyar yang dipimpin langsung oleh Bupati Buleleng ( Putu Agus Suradnyana, ST) bersama Ibu Ir.
TerkaitPanca Wali Krama di Besakih, PHDI Bali: Tidak Boleh Ngaben dari 20 Januari sampai 4 April 2019 By Pena Bali 20 Mar 2019 Gubernur Bali Wayan Koster saat memimpin rapat dengan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali terkait penanganan "layon" atau jenazah yang banyak dititipkan di rumah
UmatHindu membawakan Tari Sakral Rejang Renteng dalam upacara Tawur Agung Panca Wali Krama di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu 6 Maret 2019. Foto: VIVA - Umat Hindu mengambil sesajen usai melaksanakan persembahyangan dalam upacara Tawur Agung Panca Wali Krama di Pura Besakih, Karangasem, Bali. Ritual setiap 10 tahun sekali tersebut Lytog2.